Primary tabs

Perencanaan Pembangunan Ibarat Siklus Hujan

Perencanaan pembangunan layaknya siklus hujan pada kehidupan manusia sehari –hari, SKPD ibarat gunung yang mampu menyalurkan air yang jernih kepada masyarakat Kabupaten Sukabumi, Agar debit airnya memadai seyogya gunung mampu menyerap air yang banyak dengan fasilitas pohon sebagai penyerap dan penyalur. Demikian pula dalam proses pembangunan, sungai – sungai kecil bersatu menjadi sungai besar, SKPD-SKPD bersatu menjadi anggaran yang besar untuk membiayai pembangunan pada suatu wilayah sehingga menjadi daerah yang subur loh jinawi. Begitulah sinkronisasi pembangunan, melalui rapat koordinasi sinergitas pembangunan ekonomi ini diharapkan menjadi satu moment penting agar target pembangunan yang telah ditetapkan melalui RPJMD bias terealisasi, dengan harapan nampaknya hasil pembangunan pada akhir masa kepemimpinan Bupati. Siklus hujan mulai proses evaporasi (pelaksanaan musrenbang dari mulai desa sampai kecamatan) menjadi awan yang bertiup ke gunung (perencanaan digodog dalam murenbang kabupaten). Hujan jatuh ke gunung (anggaran jatuh ke dinas) yang kemudian gunung mengalirkan air (anggaran) ke masyarakat. Oleh karenanya gunung harus lebat dengan pohon sehingga mampu menyaring air menjadi air yang jernih.

Al quran menjelaskan fungsi gunung sebagai pasak. “Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan ? dan gunung-gunung sebagai pasak ?” (QS. An-Naba : 6-7)

Begitupula dengan SKPD ibarat gunung yang dari kejauhan nampak indah, namun didalamnya begitu komplek begitu banyak pohon-pohon, belukar, akar dan sebagainya.  Gunung-gunung itu seyogyanya berfungsi dengan baik, jika gunung itu kemudian hancur maka hancur pula dunia ini, karena gunung berfungsi sebagai pasak dunia.

Karyawan / PNS Sebagai Aktor  Utama di SKPD

Tatkala Allah SWT menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung, ketiganya enggan untuk memikulnya.   Namun, manusia memberanikan dirinya untuk memikul amanah tersebut.    Padahal, konsekuensi dari amanah tersebut sangatlah berat.   Amanah itu adalah hidup sejalan dengan tuntunan Allah swt, al-Quran.  Saking beratnya, gunung akan hancur berkeping-keping karena takut atas konsekuensinya.   Allah swt berfirman, artinya:

“Kalau sekiranya Kami menurunkan al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepadaAllah swt.  Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.”[al-Hasyr:21]

Imam Baidlawiy, sebagaimana dikutip oleh Ali Ash-shabuni, menafsirkan ayat ini sebagai berikut:´”Seandainya Kami (Allah) menciptakan akal dan perasaan pada gunung sebagaimana yang telah Kami ciptakan pada diri manusia, kemudian Kami turunkan Al-Quran di atasnya, dengan konsekuensi pahala dan siksa, sungguh ia akan tunduk, patuh dan hancur berkeping-keping karena takut kepada Allah swt.  Ayat ini merupakan gambaran betapa besarnya kehebatan dan pengaruh al-Quran.  Seandainya gunung yang kuat dan kokoh itu diseru dengan Al-Quran, sungguh kamu akan menyaksikannya tunduk dan takut kepada Allah swt.  Maksud ayat ini adalah, celaan terhadap manusia disebabkan tidak tunduk ketika dibacakan al-Quran kepadanya.  Bahkan, mereka menolak keajaiban-keajaiban dan keagungan-keagungan Al-Quran…”[Hasyiiyah Zadaah ‘Ala al-Baidlawiy, Juz III/479]

Penulis: 
Yanachefiana
Sumber: 
Ist
Tags: 
Artikel