Primary tabs

Dekan Fakultas Kesehatan UIN Jakarta Prof.Dr. H. Arif Sumantri, SKM M.Kes memberikan apresiasi ke Inovasi Kursus Penjamah Makanan dan Depot Air Minum Dinkes Kab. Bangka

Body: 

Prof Arif Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengapresiasi adanya inovasi aplikasi kursus penjamah makanan dan depot air minum yang sangat membantu para pengusaha industri pangan terutama industry kecil untuk memperoleh sertifikat penjamah makanan (Food Handler) yang merupakan persyaratan untuk memperoleh sertifikat laik hygiene sanitasi.
“Inovasi ini sangat membantu di sector penyehatan lingkungan” ujarnya disela-sela kegiatan pelantikan HAKLI provinsi Bangka Belitung
Adanya Inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, yaitu Aplikasi Kursus Penjamah Makanan dan Depot air Minum memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah para pekerja di bidang pangan siap saji untuk memiliki Sertifikat Penjamah Makanan yang merupakan salah satu persyaratan yang harus dimiliki para pengusaha di bidang pangan siap saji seperti restoran, rumah makan, jasa boga atau katering dan lain sebagainya
“Dalam keterbatasan kita harus berinovasi” ujar Susi selaku inisiator inovasi, Kami selaku pelayan masyarakat dalam kondisi apapun harus selalu berupaya membantu masyarakat dalam hal ini menyediakan pangan yang sehat untuk masyarakat. Pangan yang sehat maka derajat kesehatan masyarakat juga akan meningkat.
Jumlah sasaran Tempat pengelolaan Pangan (TPP) di Kabupaten Bangka yang khusus bergerak di pangan siap saji terdata 839 unit jika per TPP masing-masing ada 3-4 orang pekerja maka sasaran inovasi ini mecapai 3 ribuan para pekerja.
“Inovasi ini lahir sejak akhir tahun 2021, yang merupakan adaptasi cepat kita dengan munculnya Permenkes no 14 tahun 2021 tentang perizinan berusaha” ujar Nora selaku Plt Kepala dInas Kesehatan Kabupaten Bangka. Dimana untuk dapat memiliki sertifikat laik hygiene sanitasi melalui aplikasi OSS (Online Single Submission) salah satu persyaratannya adalah kepemilikan sertifikat penjamah makanan. Jika tanpa inovasi ini kita harus menyiapkan dana ratusan juta untuk melakukan pelatihan penjamah makanan, ujarnya.

Sumber: 
Bappeda
Penulis: 
Bappeda