Primary tabs

Terapkan Teknologi Tepat Guna, Mahasiswa KKN UGM Dorong Kemandirian Pangan dan Ekonomi di Desa Bukit Layang

Body: 

Bakam, Bangka – Desa Bukit Layang di Kecamatan Bakam sejatinya menyimpan potensi sumber daya yang besar. Namun, wilayah ini menghadapi tantangan ganda: ketergantungan ekonomi pada sektor ekstraktif seperti timah dan sawit yang berisiko merusak lingkungan, serta permasalahan pengelolaan sampah yang belum optimal. Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) bersinergi dengan pemerintah desa untuk mengimplementasikan serangkaian program inovatif yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan.

Selama 50 hari, terhitung sejak 20 Juni hingga 8 Agustus 2025, para mahasiswa terjun langsung untuk memberdayakan masyarakat. Pendekatan yang diambil bersifat holistik, yakni dengan menerapkan teknologi tepat guna dan prinsip ekonomi sirkular untuk menyentuh tiga pilar utama: pengelolaan limbah, ketahanan pangan, dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Fokus pertama adalah mengatasi masalah sampah yang menjadi persoalan pelik akibat tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Melalui program SoPampah (Solusi Paving Block dari Sampah Plastik), masyarakat dilatih untuk mengubah limbah plastik yang menumpuk menjadi paving block bernilai ekonomis. Untuk mengurangi polusi akibat kebiasaan pembakaran terbuka, mahasiswa juga memperkenalkan smokeless burn barrel, sebuah alat pembakar sederhana yang mampu mereduksi asap secara signifikan. Tidak berhenti di situ, limbah organik rumah tangga pun diubah menjadi produk bermanfaat. Warga diajarkan mengolah sisa sayur dan buah menjadi eco-enzyme sebagai bahan dasar pembuatan sabun cuci piring yang ramah lingkungan.

Di sisi lain, untuk memperkuat pilar ekonomi dan ketahanan pangan, para peternak udang dan lele yang selama ini terbebani oleh mahalnya harga pakan konvensional diperkenalkan dengan budidaya mikroalga sebagai sumber pakan alternatif yang murah dan bergizi. Pemberdayaan ekonomi juga menyasar para pelaku UMKM, khususnya ibu-ibu pengolah makanan. Melalui penerapan alat pengering sederhana (Solar Dryer), proses produksi menjadi 30-50% lebih cepat dan higienis. Demi keberlanjutan, sebuah booklet tutorial turut disusun agar teknologi ini dapat terus direplikasi secara mandiri oleh masyarakat.
Rangkaian program inovatif ini mendapat sambutan hangat dari warga dan dukungan penuh dari Pemerintah Desa Bukit Layang. Dampak positifnya tidak hanya terasa dari produk fisik yang dihasilkan, tetapi juga dari tumbuhnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sumber daya secara lebih bijak. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi Desa Bukit Layang untuk terus berkembang menjadi komunitas yang berdaya, mandiri, dan berkelanjutan.

"Kunci dari semua program ini adalah keberlanjutan. Kami hadir sebagai pemantik, namun masyarakatlah yang menjadi motor penggerak utamanya. Kami berharap pengetahuan ini terus diterapkan dan dikembangkan sehingga Desa Bukit Layang bisa menjadi percontohan desa mandiri berbasis ekonomi sirkular," ujar salah satu perwakilan mahasiswa KKN-PPM UGM.

Sumber: 
Bappeda
Penulis: 
Bappeda